Terdapat
6 praktikum yang dilakukan, berkaitan dengan uji kelayakan bahan-bahan pembuat
beton untuk kemudian dijadikan referensi data perhitungan mix design:
1.
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
2.
Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar
3.
Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus
4.
Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
5.
Pemeriksaan Kadar Air Agregat
6.
Berat Jenis dan Penyerapan Agregat.
Praktikum No. 1 – Pemeriksaan Berat
Volume Agregat
Tujuan
Menghitung
berat volume agregat halus, kasar, atau campuran.
Penjelasan Umum
Berat
volume agregat digunakan untuk menentukan proporsi agregat yang digunakan dalam
campuran. Berat volume agregat adalah perbangingan antara berat material kering
dengan volumenya.
Alat
1.
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
2.
Talam untuk mengeringkan contoh agregat
3.
Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm
4.
Sekop
5.
Wadah baja berbentuk silinder
Benda Uji
Agregat
halus dan kasar
Prosedur
Agregat
Kasar dan Halus Gembur
Gembur
artinya tidak ada pemadatan dilakukan oleh tongkat pemadat terhadap agregat
saat dimasukkan ke dalam wadah baja.
1.
Masukkan agregat kasar/halus ke dalam wadah
baja (Volume wadah = 2,781 L, Berat wadah = 2,676 kg)
2.
Ratakan permukaan agregat pada wadah
menggunakan tongkat
3.
Timbang dan catat berat sampel+wadah
Agregat
Kasar dan Halus Padat
Padat
artinya terdapat pemadatan menggunakan tongkat dengan cara menumbuk sampel
sebanyak 25 kali per 1/3 bagian.
1.
Masukkan agregat kasar/halus ke dalam wadah
baja (Volume wadah = 2,781 L, Berat wadah = 2,676 kg) sebanyak 1/3 ukuran wadah
2.
Tumbuk agregat menggunakan tongkat sebanyak
25 kali
3.
Masukkan agregat kasar/halus ke dalam wadah
baja hingga 2/3 bagian wadah terisi
4.
Tumbuk agregat menggunakan tongkat sebanyak
25 kali
5.
Masukkan agregat kasar/halus ke dalam wadah
baja hingga wadah terisi penuh
6.
Tumbuk agregat menggunakan tongkat sebanyak
25 kali
7.
Ratakan permukaan agregat pada wadah
menggunakan tingkat
8.
Timbang dan catat berat sampel+wadah
Analisis dan Hasil
Observasi
Agregat Kasar
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A.
Volume Wadah
|
2,781 L
|
2,781 L
|
B.
Berat Wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C.
Berat Wadah + Benda Uji
|
6,587 kg
|
6,274 kg
|
D. Berat
Benda Uji (C-B)
|
3,911 kg
|
3,598 kg
|
E.
Berat Volume (D/A)
|
1,406 kg/L
|
1,294 kg/L
|
Observasi
Agregat Halus
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A.
Volume Wadah
|
2,781 L
|
2,781 L
|
B.
Berat Wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C.
Berat Wadah + Benda Uji
|
7,029 kg
|
6,803 kg
|
D. Berat
Benda Uji (C-B)
|
4,353 kg
|
4,127 kg
|
E.
Berat Volume (D/A)
|
1,565 kg/L
|
1,484 kg/L
|
Praktikum No. 2 – Analisis Saringan
Agregat Halus dan Agregat Kasar
Tujuan
Menentukan
distribusi ukuran partikel dari agregat halus dan agregat kasar dengan uji
saringan.
Penjelasan Umum
Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi butiran agregat. Data distribusi
butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan
penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan agregat kasar.
Alat
1.
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari
berat benda uji
2.
Satu set saringan
Benda Uji
Agregat
halus dan kasar
Prosedur
1.
Timbang berat agregat
2.
Persiapkan (susun) saringan yang akan
digunakan
3.
Letakan sampel agregat di atas saringan
4.
Goyangkan saringan dengan tangan
5.
Hitung berat agregat pada masing-masing nomor
saringan
6.
Total berat agregat setelah dilakukan
saringan, bandingkan dengan berat semula
Analisis dan Hasil
Analisis
Saringan Agregat Halus
Berat
total = 498 gram
Ukuran Saringan (mm)
|
Berat Tertahan (gr)
|
Persentase Tertahan
|
Persentase Tertahan Kumulatif
|
Persentase Lolos Kumulatif
|
SPEC ASTM C33-90
|
9,50
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
4,75
|
2
|
0,4
|
0,4
|
99,6
|
95-100
|
2,36
|
70
|
14,06
|
14,46
|
85,54
|
80-100
|
1,18
|
144
|
28,92
|
43,38
|
56,62
|
50-85
|
0.60
|
138
|
27,71
|
71,09
|
28,91
|
25-60
|
0.30
|
75
|
15,06
|
86,15
|
13,85
|
10-30
|
0.15
|
56
|
11,24
|
97,39
|
2,61
|
2-10
|
0,075
|
10
|
2,01
|
99,4
|
0,6
|
|
PAN
|
3
|
0,6
|
100
|
0
|
|
Modulus Kehalusan = 4,1225
|
Analisis
Saringan Agregat Kasar
Berat
total = 3366 gram
Ukuran Saringan (mm)
|
Berat Tertahan (gr)
|
Persentase Tertahan
|
Persentase Tertahan Kumulatif
|
Persentase Lolos Kumulatif
|
SPEC ASTM C33-90
|
25,00
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
19,00
|
251
|
7,46
|
7,46
|
92,54
|
90-100
|
9,50
|
2382
|
70,77
|
78,23
|
21,77
|
20-55
|
4,75
|
663
|
19,69
|
97,92
|
2,08
|
0-10
|
2,38
|
70
|
2,08
|
100
|
0
|
0-5
|
Modulus Kehalusan = 1,8361
|
Praktikum No. 3 – Pemeriksaan Kadar
Organik dalam Agregat Halus
Tujuan
Pemeriksaan
kadar organic pada agregat halus dimaksudkan untuk mengetahui kadar organic yang
terkandung dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang melebihi batas
yang diijinkan dalam agregat halus dapat mempengaruhi mutu beton yang
direncanakan.
Penjelasan Umum
Kadar
organik dalam agregat halus tidak boleh melebihi batas yang diijinkan sesuai
percobaan warna dari Abrams-Harder dengan larutan NaOH 3%.
Alat
1.
Botol gelas tembus pandang dengan penutup
karet yang tidak bereaksi terhadap NaOH
2.
Standar warna (organic plate)
3.
Larutan NaOH
Benda Uji
Contoh
pasir sebanyak 1/3 botol
Prosedur
1.
Masukkan pasir ke dalam botol tembus pandang
2.
Tambahkan larutan NaOH 3%
3.
Tutup botol gelas dan kocok hingga lumpur
yang menempel pada agregat Nampak terpisah
4.
Biarkan 24 jam sampai lumpur mengendap
5.
Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang
terlihat dengan standar warna No. 3 pada organic plate
Praktikum No. 4 – Pemeriksaan Kadar Lumpur
dalam Agregat Halus
Tujuan
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk menentukan besarnya (persentase) kadar lumpur dalam agregat
halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur < 5% merupakan
ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.
Alat
1.
Gelas ukur
2.
Alat pengaduk
Benda Uji
Contoh
pasir
Prosedur
1.
Contoh benda uji dimasukkan ke dalam gelas
ukur
2.
Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan
lumpur
3.
Gelas dikocok untuk mencuci agregat halus
dari lumpur
4.
Simpan gelas pada tempat datar dan biarkan
lumpur mengendap setelah 24 jam
5.
Ukur tinggi pasir dan tinggi lumpur
Praktikum No. 5 – Pemeriksaan Kadar Air
Agregat
Tujuan
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan. Kadar air
agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap
berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk
koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat
di lapangan.
Alat
1.
Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat
contoh
2.
Oven
3.
Talam logam tahan karat
Benda Uji
Berat
minimum contoh agregat dengan diameter maksimum 5 mm adalah 0,5 kg
Prosedur
1.
Timbang dan catat berat talam (W1)
2.
Masukkan benda uji ke dalam talam, kemudian
ditimbang (W2)
3.
Hitung berat benda uji (W3 = W2-W1)
4.
Keringkan contoh benda uji bersama talam
dalam oven hingga beratnya tetap
5.
Setelah kering contoh ditimbang (W4)
6.
Hitunglah berat uji kering (W5 = W4-W1)
Analisis dan Hasil
Observasi
Agregat Kasar
|
|||
Observasi I
|
Observasi II
|
||
A.
Berat wadah
|
149
|
161
|
gram
|
B.
Berat wadah + benda uji
|
2267
|
1242
|
gram
|
C.
Berat benda uji (B-A)
|
2118
|
1081
|
gram
|
D. Berat
benda uji (kering)
|
1972
|
1019
|
gram
|
Kadar air
|
7,404
|
6,08
|
%
|
Observasi
Agregat Halus
|
|||
Observasi I
|
Observasi II
|
||
A.
Berat wadah
|
168
|
148
|
gram
|
B.
Berat wadah + benda uji
|
1643
|
1280
|
gram
|
C.
Berat benda uji (B-A)
|
1475
|
1132
|
gram
|
D. Berat
benda uji (kering)
|
1315
|
1020
|
gram
|
Kadar air
|
12,167
|
10,98
|
%
|
Praktikum No. 6 – Berat Jenis dan
Penyerapan Agregat
Tujuan
Menentukan
bulk specific gravity dan penyerapan
agregat halus dan kasar. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity.
Penjelasan Umum
Nilai
bulk specific gravity adalah
karakteristik umum yang digunakan untuk menghitung volume yang ditempatkan oleh
agregat dalam berbagai campuran, termasuk semen, beton aspal, dan campuran
lainnya yang proporsional.
Alat
1.
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram dan 0,5
gram
2.
Piknometer dengan kapasitas 500 gram
3.
Keranjang besi
4.
Alat penggantung keranjang
5.
Handuk atau kain pel
6.
Cetakan kerucut pasir
7.
Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan
kerucut pasir
Benda Uji
Berat
contoh agregat halus disiapkan sebanyak 1000 gram.
Berat
contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka (SSD = surface saturated dry).
Prosedur
Agregat
Halus
1.
Agregat halus yang jenuh air dikeringkan
sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik
2.
Contoh agregat halus sebesar 500 gram
dimasukkan ke dalam piknometer. Kemudian piknometer diisi dengan air sampai 90%
penuh. Bebaskan gelembung dengan cara menggoyang-goyangkan piknometer. Timbang berat
piknometer yang berisi contoh dengan air
3.
Pisahkan benda uji dari piknometer dan
keringkan pada oven selama 24 jam
4.
Timbang berat agregat
Agregat
Kasar
1.
Benda uji direndam selama 24 jam
2.
Benda uji dikeringkan permukaannya (kondisi
SSD) dengan menggulungkan handuk pada butiran
3.
Timbang contoh
4.
Contoh benda uji dimasukkan kedalam keranjang
dan direndam kembali dalam air
5.
Contoh dikeringkan dengan oven selama 24 jam
6.
Timbang berat kering
Analisis dan Hasil
Pemeriksaan
berat jenis dan penyerapan agregat halus
|
||
A.
Berat piknometer
|
171
|
gram
|
B.
Berat contoh kondisi SSD
|
500
|
gram
|
C.
Berat piknometer + air + contoh SSD
|
957
|
gram
|
D. Berat
piknometer + air
|
668
|
gram
|
E.
Berat contoh kering
|
425
|
gram
|
Apparent
Specific Gravity
|
3,125
|
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi Kering
|
2,014
|
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi SSD
|
2,3697
|
|
Persentase absorpsi
|
17,65
|
%
|
Pemeriksaan
berat jenis dan penyerapan agregat kasar
|
||
A.
Berat contoh SSD
|
2784
|
gram
|
B.
Berat contoh dalam air
|
1713,5
|
gram
|
C.
Berat contoh kering udara
|
2677
|
gram
|
Apparent
Specific Gravity
|
2,778
|
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi Kering
|
2,501
|
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi SSD
|
2,601
|
|
Persentase absorpsi
|
3,9978
|
%
|
No comments:
Post a Comment