Bijih
besi pada umumnya adalah besi oksida:
1.
Hematit (Fe2O3)
Bijih
besi yang paling banyak dimanfaatkan karena kadar besinya tinggi dan kadar
kotorannya relatif rendah.
2.
Magnetit (Fe3O4)
3.
Limonit (Fe2O3.xH2O)
Proses
Pembuatan Baja
1.
Reduksi Langsung (Direct Reduction)
Bahan
bakunya merupakan pelet bijih besi dan gas alam. Gas alam (CH4 – metana) yang
dipanaskan direaksikan dengan air (H2O) dengan katalis Ni.
2.
Tanur Tinggi (Blast Furnace)
80%
baja dihasilkan dari proses tanur tinggi yang merupakan hasil perkembangan
sejak abad 14. Bahan bakunya adalah bijih besi, kokas, batu kapur, dan udara.
Hasilnya adalah besi kasar cair (Molten Iron) yang harus dimasukkan ke
converter untuk diubah menjadi baja.
Konversi
Besi ke Baja
1.
Basic Oxygen Furnace (BOF) atau Basic
Oxygen Steelmaking (BOS)
2.
Electric Arc Furnace (EAF)
3.
Secondary Steel Making
4.
Casting
Proses
Pembuatan Produk Setengah Jadi
1.
Hot Rolling
Ingot,
billet dan slab dirol panas (Hot Rolling) menjadi Flat Product (Pelat) dan Long
Product (Baja Profil, Besi Beton, dan Batang Kawat)
2.
Cold Rolling
Pelat
diubah menjadi baja lembaran (sheet) dilanjutkan dengan proses
pemanasan/annealing untuk melunakkan dan diakhiri dengan temper rolling untuk
“menyetrika”.
3.
Hot Forging
Untuk
membuat komponen yang berukuran besar digunakan proses tempa panas.
4.
Hot Tube Piercing
Tahap
awal pembuatan pipa seamless dilakukan dengan hot tube piercing terhadap billet
yang dipanaskan. Pengecilan diameter pipa berdinding tebal dilakukan dengan
proses hot tube rolling, tebal dindingnya juga akan berkurang. Untuk membuat
pipa yang lebih kecil lagi diameternya dipakai proses cold tube drawing.
5.
Welded Pipe
Dapat
dibuat dengan 2 cara yaitu:
·
Longitudinal Welded Pipe (Electric
Resistance Welding Pipe)
Bahan bakunya pelat
baja hasil hot rolling. Proses pembentukan dengan roll forming bertahap.
·
Spiral Welded Pipe (Submerged Arc
Welding Pipe)
Bahan bakunya pelat baja hasil hot
rolling, dapat dibentuk menjadi pipa dengan alur spiral. Dengan satu lebat
pelat dapat diperoleh pipa dengan berbagai diameter, tergantung pada cetakan
dan sudut pemasukan pelat.
Klasifikasi
dan Standard
Jenis
baja dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Baja Karbon (Plain Carbon Steel)
2.
Low carbon steel (C < 0,25%), medium
carbon steel (0,25% < C < 0,5%), dan high carbon steel (C > 0,5%).
3.
Baja Paduan (Alloy Steel)
4.
Low alloy steel (E unsur-unsur paduan
< 8%) dan high alloy steel (E unsur-unsur paduan > 8%)
Standard
dalam Perdagangan/Industri Baja
1.
American Iron & Steel Institute
(AISI)
2.
Society of Automotive Engineers (SAE)
3.
American Society of Mechanical Engineers
(ASME)
4.
American Society for Testing and
Materials (ASTM)
5.
Deutsche Industrie Normen (DIN)
6.
Japanese Industrial Standard (JIS)
Standard
AISI/SAE membuat klasifikasi baja secara komprehensif berdasarkan komposisi
kimia: pada dasarnya baja karbon dan baja paduan rendah diberi kode klasifikasi
4 digit. Digit 1 & 2 menyatakan kelompok/jenus paduan. Digit 3 & 4
menyatakan kadar karbon nominal.
Klasifikasi/Standard
Baja dibuat Menurut
1.
Proses pembuatan/bentuk produk
Plate, sheet, forgings,
wire, pipe, dll.
2.
Kekuatan
DIN ST.50 : Tensile Strength > 50 KGFNINI2
JIS SS 41 : Tensile Strength > 41 KGF/MM2
API 5L – 65 X : Yield Strength > 65 KSI
3.
Komposisi kimia
DIN 25CrMo4
JIS S45C
AISI/SAE 4130
AISI 304
4.
Nomor standard tanpa pola tertentu
ASTM A 106 : Seamless pipe
ASTM A 210 : Seamless tube for boiler and superheater